
Elderforamerica – Uut Bambang Sugeng. Nama Luna Maya sudah lama menghiasi dunia hiburan tanah air. Aktris multitalenta ini dikenal lewat film, sinetron, hingga dunia bisnis. Namun, di balik kesuksesannya, tak banyak yang tahu tentang sosok sang ayah, Uut Bambang Sugeng. Menariknya, pria yang kini menjadi mertua Maxime Bouttier itu ternyata adalah orang Jawa asli dari Cirebon, sebuah fakta yang cukup mengejutkan banyak penggemar.
Ternyata Berdarah Jawa Cirebon
Pertama-tama, banyak yang mengira Luna Maya berasal dari Bali sepenuhnya. Memang benar, Luna lahir di Denpasar, Bali. Namun, latar belakang keluarganya ternyata lebih kompleks. Ayah Luna, Uut Bambang Sugeng, adalah pria keturunan Jawa dari Cirebon, Jawa Barat. Hal ini terungkap dari beberapa wawancara dan dokumen keluarga yang memperlihatkan jejak silsilah Jawa di garis keturunan ayahnya.
Selain itu, Uut Bambang Sugeng juga memiliki darah Bojonegoro dari garis ibunya, membuatnya kaya akan warisan budaya Jawa yang beragam. Karena itu, tidak mengherankan jika Luna Maya pun tumbuh dengan pemahaman kuat terhadap nilai-nilai tradisional Jawa.
Sosok Seniman yang Eksentrik
Tak hanya dikenal sebagai ayah dari selebriti, Uut Bambang Sugeng juga merupakan seorang seniman sejati. Ia dikenal sebagai pelukis dan musisi yang nyentrik, penuh warna, dan sangat mencintai dunia seni. Pada tahun 1976, ia bahkan melakukan perjalanan ke India untuk mendalami alat musik tradisional—sebuah pengalaman yang memperkaya gaya seninya.
Setelah kembali ke Indonesia, Uut menetap di Bali bersama istrinya yang berasal dari Austria, Desa Maya Waltraud Maier. Bersama, mereka mendirikan butik batik bernama Banana Boutique, yang sempat populer di kalangan wisatawan internasional, terutama dari Jepang.
Gaya hidup Uut yang bebas dan ekspresif, mulai dari rambut gondrong hingga pakaian bohemian, mencerminkan jiwa seninya yang liar dan penuh imajinasi. Karena itu, ia sering disebut sebagai “seniman idealis” oleh teman-temannya.
Pengaruh Besar pada Luna Maya
Meskipun Luna Maya lebih sering tampil di media bersama ibunya, banyak hal dalam dirinya yang mencerminkan pengaruh kuat sang ayah. Misalnya, semangat independen, kecintaan terhadap seni, dan keberanian mengekspresikan diri.
Hal ini tentu saja menjadi bentuk penghormatan mendalam terhadap warisan budaya sang ayah. Prosesi tersebut mencerminkan bagaimana Luna tetap membawa darah Cirebon dan Bojonegoro dalam setiap langkah penting hidupnya.
Tak berhenti di situ, Luna juga pernah menggelar pameran seni bertajuk “Double Flame” di Bali, yang menampilkan karya-karya sang ayah. Pameran itu menjadi bentuk penghargaan emosional dan spiritual dari Luna kepada Uut Bambang Sugeng yang telah meninggal dunia pada tahun 1995.
Meninggal Saat Luna Masih Remaja
Sayangnya, sosok Uut Bambang Sugeng telah berpulang saat Luna baru berusia 12 tahun. Ia meninggal akibat komplikasi penyakit, meninggalkan kenangan yang mendalam dalam kehidupan putrinya.
Meskipun begitu, warisan nilai, semangat, dan seni dari Uut tetap hidup dalam diri Luna. Ia tak hanya mewarisi darah seni, tetapi juga karakter kuat dan keberanian dalam mengekspresikan diri secara otentik.
Warisan Jawa dalam Keluarga Selebriti
Akhir kata, kisah tentang Uut Bambang Sugeng, ayah Luna Maya, memperlihatkan bagaimana akar budaya tetap hidup dan memberikan pengaruh kuat, bahkan dalam kehidupan modern seorang selebriti. Selain itu, fakta bahwa ia berasal dari Cirebon menambah kebanggaan tersendiri bagi warga Jawa Barat.
Kini, sebagai mertua Maxime Bouttier, nama Uut Bambang Sugeng kembali menjadi sorotan. Bukan hanya karena keterkaitannya dengan keluarga selebriti, tetapi juga karena kisah hidupnya yang penuh warna, budaya, dan semangat seni yang tinggi.